Shiba Inu mengalami gejolak pasar besar setelah terjadinya likuidasi posisi long secara drastis. Kondisi ini menyebabkan pelepasan masif posisi ber-leverage di seluruh pasar. Pada awal perdagangan, pemulihan yang sempat terjadi tiba-tiba berbalik arah, dipengaruhi oleh ekspektasi terhadap risalah Federal Reserve dari rapat kebijakan Juli serta simposium tahunan yang dijadwalkan akhir pekan ini.
Pada rapat Federal Reserve tanggal 29–30 Juli, suku bunga tetap tidak berubah, dengan risalah rapat yang dijadwalkan terbit pertengahan minggu. Selain itu, pidato penting dari Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, akan berlangsung pada hari Jumat dan berpotensi membawa dampak lanjutan bagi dinamika pasar. Di sisi lain, harga Bitcoin bergerak di kisaran Rp113.000.000, mundur dari level tertinggi sebelumnya di atas Rp116.000.000. Fluktuasi ini juga terlihat pada kripto utama lainnya, termasuk Shiba Inu, yang mempercepat proses likuidasi posisi long.
Statistik Likuidasi Terkini: Dalam satu jam terakhir, Shiba Inu mencatat total likuidasi sejumlah Rp111.860.000, mayoritas berasal dari likuidasi posisi long sebesar Rp111.840.000. Likuidasi posisi short sangat minim, hanya Rp16.500, menunjukkan ketidakseimbangan tajam pada posisi pasar.
Pergerakan XRP saat ini menandakan potensi rebound bullish, didukung oleh indikator teknis inti yang mengarah ke kemungkinan terjadinya “golden cross.” Setelah sempat turun ke bawah Rp3.000 hingga Rp2.960, XRP langsung kembali menguat didorong oleh dukungan pasar yang solid.
Pergerakan harga XRP didasari oleh metrik teknis, menjelang titik krusial di mana rata-rata pergerakan 9 hari dan 21 hari berpotensi bersilangan, mengindikasikan terbentuknya “golden cross.” Berdasarkan data terbaru, harga XRP naik 1,73% dalam 24 jam terakhir dan kini berada di Rp3.010, semakin memperkuat prospek pemulihan.
Level Support Penting: Area antara Rp2.950 hingga Rp2.960 tetap menjadi zona support utama yang secara historis menarik minat pembeli. Jika XRP menembus kisaran Rp3.300 sampai Rp3.500, potensi reli bullish kuat dapat terpicu, menandakan terbentuknya pola “golden cross.”
Tren pasar Bitcoin saat ini menghadapi beberapa tantangan, ditunjukkan oleh sinyal negatif dari indikator teknis kunci seperti Bollinger Band atas dan Relative Strength Index (RSI). Baru-baru ini, harga Bitcoin turun di bawah Rp115.000.000 setelah upaya menguat ke rentang Rp117.500.000–Rp118.000.000 menunjukkan ketidakstabilan.
Konfigurasi grafik harga menggambarkan kekhawatiran pelaku pasar, dengan sinyal peringatan dari candlestick mingguan yang mengindikasikan tekanan harga. Indikator kunci, seperti pergerakan yang terhambat oleh Bollinger Band atas dan RSI yang terus menunjukkan tren bearish, memperlihatkan sentimen pasar yang cenderung negatif.
Zona Kritis yang Diamati: Pada grafik harian, Bitcoin telah turun di bawah level tengah Bollinger dan penurunan lebih lanjut dapat mendorong harga ke Bollinger Band bawah di sekitar Rp111.600.000. Area ini belum pernah diuji sejak awal tren naik pada Juli. Kegagalan Bitcoin naik ke Rp124.000.000 menunjukkan sinyal negatif pada grafik, dan jika Bitcoin tidak mampu kembali ke atas Rp118.000.000 dalam waktu dekat, risiko tekanan lanjutan menjadi besar.
XRP umumnya lebih unggul berkat peringkat pasar tinggi, kinerja harga yang kuat, dan pengakuan luas di industri kripto.
Tidak, XRP sangat kecil kemungkinan melampaui Bitcoin. Dominasi Bitcoin, adopsi lebih luas, dan keunggulan sebagai pionir menghadirkan tantangan besar bagi XRP untuk menyalipnya dalam waktu dekat.
Pengetatan regulasi, intervensi pemerintah, serta potensi kerentanan teknologi merupakan ancaman utama terhadap masa depan kripto.
XRP didesain untuk transaksi lebih cepat dan biaya rendah, dengan penyelesaian dalam hitungan detik. XRP mendukung volume lebih besar dan skalabilitas lebih baik dibandingkan blockchain Bitcoin yang lebih lambat dan kurang efisien.