Industri game Web3 mengalami dampak besar, bagaimana cara keluar dari kesulitan?
Belakangan ini, beberapa proyek game Web3 terkenal telah mengumumkan penghentian operasi mereka, menarik perhatian luas dari industri. Dari "Ember Sword" hingga "Nyan Heroes", proyek-proyek yang dulunya diharapkan tinggi kini terjebak dalam kesulitan, membuat orang bertanya-tanya tentang masa depan game Web3.
Sebenarnya, tingkat kegagalan yang tinggi dalam industri permainan Web3 telah ada sejak lama. Menurut statistik dari CoinGecko, rata-rata tingkat kegagalan tahunan untuk permainan Web3 yang diluncurkan antara 2018 hingga 2023 mencapai 80,8%. Penelitian dari ChainPlay bahkan menunjukkan bahwa 93% permainan Web3 sudah "mati".
Penyebab dari situasi ini bersifat multifaset. Pertama, industri game itu sendiri memiliki tingkat kegagalan yang cukup tinggi. Kedua, game Web3 umumnya mengadopsi model "pendanaan bertahap", yang sulit untuk bertahan dalam lingkungan pasar saat ini. Selain itu, beberapa proyek menghadapi masalah seperti penggelapan dana dan kabur, yang telah menciptakan banyak "sampah siber". Selain itu, ilusi kepemilikan pemain juga telah menghancurkan kepercayaan investor.
Dibandingkan dengan permainan crowdfunding tradisional, investor game Web3 merasakan kehilangan yang lebih kuat. Ini karena mereka langsung menginvestasikan sejumlah besar uang untuk membeli aset atau token dalam game, dan ketika proyek gagal, mereka menghadapi penghapusan dana yang nyata.
Menghadapi situasi saat ini, para ahli industri umumnya berpendapat bahwa pengembang game Web3 harus terlebih dahulu memastikan kualitas dan keberlanjutan permainan itu sendiri, alih-alih terlalu cepat memperkenalkan token atau NFT untuk monetisasi. COO Find Satoshi Lab, Shiti Manghani, menunjukkan bahwa pemain lebih peduli apakah permainan itu menarik, bukan mekanisme kepemilikan aset dalam permainan.
Untuk keluar dari kesulitan, permainan Web3 perlu kembali ke nilai yang didorong dan esensi teknologi, dengan fokus pada peningkatan pengalaman bermain. Hanya dengan membuat permainan menjadi benar-benar menyenangkan, kita dapat menarik dan mempertahankan pemain, yang akan menjadi dasar bagi perkembangan jangka panjang industri.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
15 Suka
Hadiah
15
5
Bagikan
Komentar
0/400
MercilessHalal
· 07-27 15:19
bisa mati sebanyak ini luar biasa
Lihat AsliBalas0
DaoDeveloper
· 07-26 02:20
selamat tinggal permainan web3... pola implementasinya sudah cacat sejak hari pertama
Lihat AsliBalas0
GateUser-afe07a92
· 07-24 17:15
Selesai setelah digoreng.
Lihat AsliBalas0
PseudoIntellectual
· 07-24 16:52
tim proyek play people for suckers dan kemudian melarikan diri.
Di balik tingginya tingkat kegagalan game Web3, bagaimana industri dapat menerobos rintangan.
Industri game Web3 mengalami dampak besar, bagaimana cara keluar dari kesulitan?
Belakangan ini, beberapa proyek game Web3 terkenal telah mengumumkan penghentian operasi mereka, menarik perhatian luas dari industri. Dari "Ember Sword" hingga "Nyan Heroes", proyek-proyek yang dulunya diharapkan tinggi kini terjebak dalam kesulitan, membuat orang bertanya-tanya tentang masa depan game Web3.
Sebenarnya, tingkat kegagalan yang tinggi dalam industri permainan Web3 telah ada sejak lama. Menurut statistik dari CoinGecko, rata-rata tingkat kegagalan tahunan untuk permainan Web3 yang diluncurkan antara 2018 hingga 2023 mencapai 80,8%. Penelitian dari ChainPlay bahkan menunjukkan bahwa 93% permainan Web3 sudah "mati".
Penyebab dari situasi ini bersifat multifaset. Pertama, industri game itu sendiri memiliki tingkat kegagalan yang cukup tinggi. Kedua, game Web3 umumnya mengadopsi model "pendanaan bertahap", yang sulit untuk bertahan dalam lingkungan pasar saat ini. Selain itu, beberapa proyek menghadapi masalah seperti penggelapan dana dan kabur, yang telah menciptakan banyak "sampah siber". Selain itu, ilusi kepemilikan pemain juga telah menghancurkan kepercayaan investor.
Dibandingkan dengan permainan crowdfunding tradisional, investor game Web3 merasakan kehilangan yang lebih kuat. Ini karena mereka langsung menginvestasikan sejumlah besar uang untuk membeli aset atau token dalam game, dan ketika proyek gagal, mereka menghadapi penghapusan dana yang nyata.
Menghadapi situasi saat ini, para ahli industri umumnya berpendapat bahwa pengembang game Web3 harus terlebih dahulu memastikan kualitas dan keberlanjutan permainan itu sendiri, alih-alih terlalu cepat memperkenalkan token atau NFT untuk monetisasi. COO Find Satoshi Lab, Shiti Manghani, menunjukkan bahwa pemain lebih peduli apakah permainan itu menarik, bukan mekanisme kepemilikan aset dalam permainan.
Untuk keluar dari kesulitan, permainan Web3 perlu kembali ke nilai yang didorong dan esensi teknologi, dengan fokus pada peningkatan pengalaman bermain. Hanya dengan membuat permainan menjadi benar-benar menyenangkan, kita dapat menarik dan mempertahankan pemain, yang akan menjadi dasar bagi perkembangan jangka panjang industri.