Pada awal tahun 2024, pemerintah Jerman mencapai hasil yang mencolok dalam tindakan mereka melawan kejahatan siber. Mereka berhasil menyita sekitar 50.000 koin Bitcoin dari operator platform berbagi film ilegal Movie2K, dengan kapitalisasi pasar aset digital ini pada saat itu sekitar 2,1 miliar dolar.

Aksi ini tidak hanya memerangi tindakan pembajakan, tetapi juga mengungkap jaringan pencucian uang yang rumit. Pengelola Movie2K mengumpulkan sejumlah besar dana melalui pendapatan iklan dan biaya langganan anggota, dan mengubahnya menjadi Bitcoin, berusaha menghindari regulasi.

Namun, cerita tidak berakhir di situ. Hukum Jerman memiliki ketentuan khusus: selama proses pengadilan pidana, jika aset yang disita menghadapi risiko penurunan nilai lebih dari 10%, harus dilakukan penanganan darurat. Mengingat volatilitas tinggi pasar Bitcoin, Kejaksaan Dresden membuat keputusan yang berani.

Dengan bantuan Biro Kriminal Federal, pemerintah Jerman melalui sebuah lembaga keuangan profesional di Frankfurt, mengambil strategi penjualan secara bertahap dan dalam skala kecil, mulai secara bertahap menjual Bitcoin ini. Dari 19 Juni hingga 12 Juli, dalam waktu kurang dari sebulan, mereka berhasil mengubah aset digital ini menjadi 2,89 miliar dolar dalam bentuk tunai, dengan harga rata-rata setiap Bitcoin mencapai 57.900 dolar.

Operasi ini tidak hanya menunjukkan fleksibilitas dan ketegasan pemerintah Jerman dalam mengelola aset digital, tetapi juga memberikan pengalaman berharga bagi negara lain ketika menghadapi situasi serupa. Pada saat yang sama, kasus ini juga memicu pemikiran mendalam tentang regulasi mata uang digital, pengelolaan aset, dan penanganan hasil kejahatan.

Meskipun tindakan ini menghasilkan keuntungan ekonomi yang besar, maknanya jauh lebih dari itu. Ini menegaskan kemampuan lembaga penegak hukum dalam memerangi kejahatan siber, sekaligus mengingatkan kita bahwa, di era ekonomi digital, sistem hukum dan regulasi perlu mengikuti perkembangan zaman untuk menghadapi tantangan metode kejahatan yang baru.