Baru-baru ini, sebuah laporan "revisi non-pertanian" yang banyak diperhatikan telah mengguncang pasar dan sekali lagi membangkitkan kekhawatiran orang-orang tentang prospek ekonomi. Dengan menganalisis arah kebijakan The Federal Reserve (FED) secara mendalam, tidak sulit untuk menemukan kontradiksi dan tantangan yang terkandung di dalamnya.
Merefleksikan tahun 2021, ketika inflasi mencapai 5%, The Federal Reserve (FED) bersikeras bahwa ini hanya fenomena sementara dan terus menerapkan kebijakan moneter akomodatif. Namun, hingga hari ini, meskipun inflasi telah turun menjadi 3%, The Federal Reserve (FED) masih enggan untuk menurunkan suku bunga dengan alasan mencegah terjadinya lonjakan inflasi. Sikap yang tidak konsisten ini membuat orang meragukan konsistensi keputusan mereka.
Penyebab mendasar dari situasi ini adalah bahwa The Federal Reserve (FED) tidak lagi menjadi lembaga ekonomi murni, melainkan sangat dipengaruhi oleh faktor politik. Mengambil contoh ketua The Federal Reserve (FED) Jerome Powell, dia tampaknya lebih khawatir tentang bagaimana menghindari risiko selama masa jabatannya. Menurutnya, masalah inflasi masih bisa diatasi, tetapi lonjakan tingkat pengangguran langsung berkaitan dengan suara pemilih, yang merupakan isu penting yang tidak bisa diabaikan oleh para politisi.
Perlu dicatat bahwa Powell sebelumnya telah menyatakan bahwa ekonomi AS telah mencapai "soft landing", pernyataan ini menunjukkan bahwa ia tidak menganggap inflasi sebagai ancaman utama. Jika indikator ekonomi dan data ketenagakerjaan terus memburuk, The Federal Reserve (FED) kemungkinan besar akan segera mengubah sikapnya dan mulai menurunkan suku bunga.
Kebijakan The Federal Reserve (FED) saat ini sangat dipengaruhi oleh permainan politik. Pertarungan antar partai membuat kebijakan suku bunga memiliki nuansa konfrontatif, yang menyebabkan fluktuasi emosi pasar yang tajam.
Bagi para peserta pasar mata uang digital, situasi ini mungkin mengandung peluang. Begitu kebijakan The Federal Reserve (FED) berbalik, likuiditas akan kembali melimpah, yang mungkin membawa peluang kenaikan baru untuk aset berisiko. Namun, investor tetap harus dengan hati-hati menilai risiko, dan memperhatikan arah kebijakan serta perubahan pasar.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
12 Suka
Hadiah
12
3
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
NightAirdropper
· 12jam yang lalu
Jadi, kamu memang menganggap Lao Bao sebagai mainan?
Lihat AsliBalas0
LayerZeroHero
· 12jam yang lalu
Dengan kemampuan seperti ini, masih berani berteriak soft landing.
Lihat AsliBalas0
rugdoc.eth
· 12jam yang lalu
Makan BTC dengan mata tertutup, mengabaikan kebijakan akan berakibat fatal.
Baru-baru ini, sebuah laporan "revisi non-pertanian" yang banyak diperhatikan telah mengguncang pasar dan sekali lagi membangkitkan kekhawatiran orang-orang tentang prospek ekonomi. Dengan menganalisis arah kebijakan The Federal Reserve (FED) secara mendalam, tidak sulit untuk menemukan kontradiksi dan tantangan yang terkandung di dalamnya.
Merefleksikan tahun 2021, ketika inflasi mencapai 5%, The Federal Reserve (FED) bersikeras bahwa ini hanya fenomena sementara dan terus menerapkan kebijakan moneter akomodatif. Namun, hingga hari ini, meskipun inflasi telah turun menjadi 3%, The Federal Reserve (FED) masih enggan untuk menurunkan suku bunga dengan alasan mencegah terjadinya lonjakan inflasi. Sikap yang tidak konsisten ini membuat orang meragukan konsistensi keputusan mereka.
Penyebab mendasar dari situasi ini adalah bahwa The Federal Reserve (FED) tidak lagi menjadi lembaga ekonomi murni, melainkan sangat dipengaruhi oleh faktor politik. Mengambil contoh ketua The Federal Reserve (FED) Jerome Powell, dia tampaknya lebih khawatir tentang bagaimana menghindari risiko selama masa jabatannya. Menurutnya, masalah inflasi masih bisa diatasi, tetapi lonjakan tingkat pengangguran langsung berkaitan dengan suara pemilih, yang merupakan isu penting yang tidak bisa diabaikan oleh para politisi.
Perlu dicatat bahwa Powell sebelumnya telah menyatakan bahwa ekonomi AS telah mencapai "soft landing", pernyataan ini menunjukkan bahwa ia tidak menganggap inflasi sebagai ancaman utama. Jika indikator ekonomi dan data ketenagakerjaan terus memburuk, The Federal Reserve (FED) kemungkinan besar akan segera mengubah sikapnya dan mulai menurunkan suku bunga.
Kebijakan The Federal Reserve (FED) saat ini sangat dipengaruhi oleh permainan politik. Pertarungan antar partai membuat kebijakan suku bunga memiliki nuansa konfrontatif, yang menyebabkan fluktuasi emosi pasar yang tajam.
Bagi para peserta pasar mata uang digital, situasi ini mungkin mengandung peluang. Begitu kebijakan The Federal Reserve (FED) berbalik, likuiditas akan kembali melimpah, yang mungkin membawa peluang kenaikan baru untuk aset berisiko. Namun, investor tetap harus dengan hati-hati menilai risiko, dan memperhatikan arah kebijakan serta perubahan pasar.