Data ketenagakerjaan non-pertanian terbaru yang direvisi memicu kekhawatiran pasar tentang prospek ekonomi. Jika ekonomi benar-benar memasuki resesi, kebijakan The Federal Reserve (FED) mungkin sulit untuk dibebaskan dari tanggung jawab. Melihat posisi kebijakan The Federal Reserve (FED) dalam beberapa tahun terakhir, kita bisa melihat beberapa pengulangan: Pada Mei 2021, ketika tingkat inflasi mencapai 5%, The Federal Reserve (FED) tetap bersikeras bahwa inflasi bersifat sementara dan terus mempertahankan kebijakan pelonggaran; tetapi pada September 2025, ketika inflasi turun menjadi 3%, mereka justru menunda penurunan suku bunga dengan alasan untuk mencegah rebound inflasi.
Keputusan yang tampak bertentangan ini mencerminkan pertimbangan kompleks yang dihadapi The Federal Reserve (FED) saat merumuskan kebijakan. Sebagai ketua The Federal Reserve (FED), Powell harus mencegah inflasi Rebound, tetapi juga tidak ingin menyebabkan resesi akibat pengetatan yang berlebihan. Menjaga keseimbangan ini bukanlah tugas yang mudah, terutama dalam situasi politik dan ekonomi yang kompleks saat ini.
Perlu dicatat bahwa, dibandingkan dengan inflasi, peningkatan tingkat pengangguran sering kali memberikan dampak yang lebih langsung terhadap masyarakat. Oleh karena itu, begitu pasar tenaga kerja atau pertumbuhan ekonomi menunjukkan tanda-tanda perlambatan yang jelas, The Federal Reserve (FED) kemungkinan besar akan segera beralih ke kebijakan penurunan suku bunga. Powell sebelumnya menyatakan bahwa Amerika Serikat telah mencapai "soft landing", yang juga mengisyaratkan bahwa ia mungkin percaya bahwa inflasi saat ini tidak lagi menjadi ancaman utama.
Namun, kita juga perlu waspada terhadap apakah kebijakan moneter sedang terpengaruh secara berlebihan oleh politik. Ada pandangan bahwa The Federal Reserve (FED) terjebak dalam perlawanan politik dengan Partai Republik, dan independensinya sedang menghadapi ujian yang berat. Dalam situasi ini, pelaku pasar tidak hanya perlu memperhatikan inflasi itu sendiri, tetapi juga harus waspada terhadap risiko yang mungkin timbul akibat efek tertunda dari kebijakan.
Menghadapi situasi ekonomi yang kompleks dan berubah-ubah saat ini, para investor perlu tetap waspada, memantau berbagai indikator ekonomi dan arah kebijakan dengan cermat, agar dapat menyesuaikan strategi investasi dengan tepat waktu. Pada saat yang sama, kita juga harus menyadari bahwa fluktuasi siklus ekonomi adalah fenomena yang normal, kuncinya adalah bagaimana menemukan titik keseimbangan antara risiko dan peluang.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
8 Suka
Hadiah
8
4
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
StealthDeployer
· 12jam yang lalu
Kebijakan jebakan sudah lama.
Lihat AsliBalas0
GasFeeLady
· 12jam yang lalu
dunia kripto lagi-lagi tidak bisa menghindari kebijakan
Lihat AsliBalas0
BlockchainTalker
· 12jam yang lalu
Badai ekonomi di depan
Lihat AsliBalas0
MetaMuskRat
· 12jam yang lalu
Kebijakan kenaikan suku bunga telah berlangsung terlalu lama
Data ketenagakerjaan non-pertanian terbaru yang direvisi memicu kekhawatiran pasar tentang prospek ekonomi. Jika ekonomi benar-benar memasuki resesi, kebijakan The Federal Reserve (FED) mungkin sulit untuk dibebaskan dari tanggung jawab. Melihat posisi kebijakan The Federal Reserve (FED) dalam beberapa tahun terakhir, kita bisa melihat beberapa pengulangan: Pada Mei 2021, ketika tingkat inflasi mencapai 5%, The Federal Reserve (FED) tetap bersikeras bahwa inflasi bersifat sementara dan terus mempertahankan kebijakan pelonggaran; tetapi pada September 2025, ketika inflasi turun menjadi 3%, mereka justru menunda penurunan suku bunga dengan alasan untuk mencegah rebound inflasi.
Keputusan yang tampak bertentangan ini mencerminkan pertimbangan kompleks yang dihadapi The Federal Reserve (FED) saat merumuskan kebijakan. Sebagai ketua The Federal Reserve (FED), Powell harus mencegah inflasi Rebound, tetapi juga tidak ingin menyebabkan resesi akibat pengetatan yang berlebihan. Menjaga keseimbangan ini bukanlah tugas yang mudah, terutama dalam situasi politik dan ekonomi yang kompleks saat ini.
Perlu dicatat bahwa, dibandingkan dengan inflasi, peningkatan tingkat pengangguran sering kali memberikan dampak yang lebih langsung terhadap masyarakat. Oleh karena itu, begitu pasar tenaga kerja atau pertumbuhan ekonomi menunjukkan tanda-tanda perlambatan yang jelas, The Federal Reserve (FED) kemungkinan besar akan segera beralih ke kebijakan penurunan suku bunga. Powell sebelumnya menyatakan bahwa Amerika Serikat telah mencapai "soft landing", yang juga mengisyaratkan bahwa ia mungkin percaya bahwa inflasi saat ini tidak lagi menjadi ancaman utama.
Namun, kita juga perlu waspada terhadap apakah kebijakan moneter sedang terpengaruh secara berlebihan oleh politik. Ada pandangan bahwa The Federal Reserve (FED) terjebak dalam perlawanan politik dengan Partai Republik, dan independensinya sedang menghadapi ujian yang berat. Dalam situasi ini, pelaku pasar tidak hanya perlu memperhatikan inflasi itu sendiri, tetapi juga harus waspada terhadap risiko yang mungkin timbul akibat efek tertunda dari kebijakan.
Menghadapi situasi ekonomi yang kompleks dan berubah-ubah saat ini, para investor perlu tetap waspada, memantau berbagai indikator ekonomi dan arah kebijakan dengan cermat, agar dapat menyesuaikan strategi investasi dengan tepat waktu. Pada saat yang sama, kita juga harus menyadari bahwa fluktuasi siklus ekonomi adalah fenomena yang normal, kuncinya adalah bagaimana menemukan titik keseimbangan antara risiko dan peluang.