Rilis data Indeks Harga Konsumen (CPI) di Amerika Serikat sering kali memiliki dampak signifikan pada pasar Bit. Secara umum, data CPI yang melebihi ekspektasi akan memberikan tekanan penurunan pada harga Bit, sementara data yang lebih rendah dari ekspektasi mungkin dapat memberikan faktor positif bagi pasar.
Ketika data CPI lebih tinggi dari yang diharapkan, biasanya berarti tekanan inflasi semakin meningkat, dan ekspektasi pasar terhadap Federal Reserve untuk mengambil kebijakan moneter yang ketat meningkat. Dalam hal ini, Bitcoin sebagai aset berisiko tinggi akan kehilangan daya tariknya secara signifikan. Investor cenderung memindahkan dana mereka ke aset yang dianggap lebih aman, yang mengakibatkan penurunan harga Bitcoin. Misalnya, pada Juni 2025, CPI AS meningkat 2,7% dibandingkan tahun sebelumnya, melebihi ekspektasi pasar. Data ini menunjukkan tanda-tanda inflasi yang meningkat, melemahkan kemungkinan Federal Reserve untuk menurunkan suku bunga pada bulan September. Kemudian, harga Bitcoin turun tajam dari puncak historis $123,000 menjadi $116,000, dengan total likuidasi dalam 24 jam di seluruh jaringan mencapai $493 juta.
Sebaliknya, jika data CPI lebih rendah dari yang diharapkan, hal ini mungkin akan meningkatkan ekspektasi pasar terhadap pelonggaran kebijakan moneter oleh Federal Reserve. Dalam situasi ini, dolar mungkin melemah, sehingga meningkatkan permintaan investor terhadap aset berisiko tinggi seperti Bitcoin, yang mendorong harga Bitcoin naik. Situasi seperti itu terjadi pada bulan Desember 2024, ketika CPI AS tumbuh 2,9% secara tahunan, dan CPI inti tumbuh 3,2% secara tahunan, keduanya di bawah ekspektasi pasar. Setelah itu, harga Bitcoin terus meningkat, bahkan sempat menembus angka 99000 dolar.
Perlu dicatat bahwa pada 11 September 2025 pukul 20:30 waktu Beijing, Amerika Serikat akan mengumumkan data CPI bulan Agustus. Para pelaku pasar harus memperhatikan data ini dengan cermat, karena dapat berdampak signifikan pada pergerakan harga Bitcoin dalam jangka pendek. Namun, para investor juga harus ingat bahwa meskipun data makroekonomi memiliki dampak penting pada pasar cryptocurrency, fluktuasi harga Bitcoin juga dipengaruhi oleh banyak faktor lain, seperti lingkungan regulasi, perkembangan teknologi, dan sentimen pasar. Oleh karena itu, dalam membuat keputusan investasi, perlu mempertimbangkan berbagai faktor, dan tidak hanya bergantung pada satu indikator ekonomi.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Rilis data Indeks Harga Konsumen (CPI) di Amerika Serikat sering kali memiliki dampak signifikan pada pasar Bit. Secara umum, data CPI yang melebihi ekspektasi akan memberikan tekanan penurunan pada harga Bit, sementara data yang lebih rendah dari ekspektasi mungkin dapat memberikan faktor positif bagi pasar.
Ketika data CPI lebih tinggi dari yang diharapkan, biasanya berarti tekanan inflasi semakin meningkat, dan ekspektasi pasar terhadap Federal Reserve untuk mengambil kebijakan moneter yang ketat meningkat. Dalam hal ini, Bitcoin sebagai aset berisiko tinggi akan kehilangan daya tariknya secara signifikan. Investor cenderung memindahkan dana mereka ke aset yang dianggap lebih aman, yang mengakibatkan penurunan harga Bitcoin. Misalnya, pada Juni 2025, CPI AS meningkat 2,7% dibandingkan tahun sebelumnya, melebihi ekspektasi pasar. Data ini menunjukkan tanda-tanda inflasi yang meningkat, melemahkan kemungkinan Federal Reserve untuk menurunkan suku bunga pada bulan September. Kemudian, harga Bitcoin turun tajam dari puncak historis $123,000 menjadi $116,000, dengan total likuidasi dalam 24 jam di seluruh jaringan mencapai $493 juta.
Sebaliknya, jika data CPI lebih rendah dari yang diharapkan, hal ini mungkin akan meningkatkan ekspektasi pasar terhadap pelonggaran kebijakan moneter oleh Federal Reserve. Dalam situasi ini, dolar mungkin melemah, sehingga meningkatkan permintaan investor terhadap aset berisiko tinggi seperti Bitcoin, yang mendorong harga Bitcoin naik. Situasi seperti itu terjadi pada bulan Desember 2024, ketika CPI AS tumbuh 2,9% secara tahunan, dan CPI inti tumbuh 3,2% secara tahunan, keduanya di bawah ekspektasi pasar. Setelah itu, harga Bitcoin terus meningkat, bahkan sempat menembus angka 99000 dolar.
Perlu dicatat bahwa pada 11 September 2025 pukul 20:30 waktu Beijing, Amerika Serikat akan mengumumkan data CPI bulan Agustus. Para pelaku pasar harus memperhatikan data ini dengan cermat, karena dapat berdampak signifikan pada pergerakan harga Bitcoin dalam jangka pendek. Namun, para investor juga harus ingat bahwa meskipun data makroekonomi memiliki dampak penting pada pasar cryptocurrency, fluktuasi harga Bitcoin juga dipengaruhi oleh banyak faktor lain, seperti lingkungan regulasi, perkembangan teknologi, dan sentimen pasar. Oleh karena itu, dalam membuat keputusan investasi, perlu mempertimbangkan berbagai faktor, dan tidak hanya bergantung pada satu indikator ekonomi.