Risiko terbesar di pasar keuangan sering kali tersembunyi di bawah permukaan yang tenang. Saat ini, pasar saham Amerika sedang mengalami sebuah kenaikan yang mencolok. Indeks S&P 500 melonjak 30% dalam waktu hanya enam bulan dan telah beberapa kali mencetak rekor tertinggi baru. Kegembiraan ini tampaknya membuat para investor terjebak dalam ilusi bahwa harga tidak akan pernah turun. Namun, raksasa keuangan Wall Street, JPMorgan Chase, telah mengeluarkan peringatan yang memikirkan: penurunan suku bunga oleh The Federal Reserve (FED) pada bulan September yang dianggap sebagai dorongan kuat untuk bull run, justru bisa menjadi pemicu yang mengakhiri bull run ini.
Ada tiga sinyal risiko yang perlu diperhatikan di balik peringatan ini:
Pertama, pasar mungkin sedang terjebak dalam "kabar baik sudah habis". Saat ini, investor umumnya memperkirakan bahwa The Federal Reserve (FED) akan mengumumkan penurunan suku bunga pada 17 September dan menganggapnya sebagai sinyal positif. Namun, sebenarnya, berita ini telah lama dicerna oleh pasar, dan harga saham telah bereaksi lebih awal terhadap ekspektasi ini. Seperti saat sebelum ujian ketika sudah tahu soal-soalnya akan menjadi lebih mudah, ketika penurunan suku bunga benar-benar terjadi, pasar mungkin tidak akan bereaksi besar, malah mungkin memicu gelombang penjualan untuk merealisasikan keuntungan.
Kedua, risiko inflasi sedang terkumpul secara diam-diam. JPMorgan secara khusus menekankan dampak dari biaya tarif yang diteruskan. Sejak April tahun ini, ketegangan perdagangan awalnya dianggap hanya sebagai ancaman verbal, tetapi sekarang telah mulai secara substansial mempengaruhi biaya bahan baku perusahaan. Jika The Federal Reserve (FED) menurunkan suku bunga dalam keadaan ini, itu dapat lebih meningkatkan ekspektasi inflasi, memberikan tekanan yang lebih besar pada ekonomi.
Akhirnya, sentimen pasar yang terlalu optimis bisa menjadi sinyal bahaya. Ketika semua orang percaya bahwa pasar aman, seringkali itu adalah saat yang paling berbahaya. Saat ini, kenaikan terus-menerus di pasar saham AS mungkin sedang mengumpulkan risiko potensial.
Meskipun pasar saham AS saat ini dalam keadaan makmur, para investor perlu tetap waspada dan memperhatikan faktor risiko potensial ini. Penurunan suku bunga meskipun biasanya dianggap sebagai kabar baik, tetapi dalam kondisi pasar saat ini, hal itu dapat memiliki dampak negatif yang tidak terduga. Dalam membuat keputusan investasi, perlu mempertimbangkan berbagai faktor secara menyeluruh, bukan hanya mengikuti emosi pasar secara membabi buta.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
11 Suka
Hadiah
11
4
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
probably_nothing_anon
· 6jam yang lalu
Morgan sudah terburu-buru.
Lihat AsliBalas0
SandwichVictim
· 6jam yang lalu
Satu area para suckers siap untuk dipanen.
Lihat AsliBalas0
DegenApeSurfer
· 6jam yang lalu
Sekelompok whale di Wall Street ingin melakukan dumping lagi?
Lihat AsliBalas0
BearMarketBuyer
· 7jam yang lalu
Kemarin baru saja Semua, hari ini sudah bisa melihat berita ini
Risiko terbesar di pasar keuangan sering kali tersembunyi di bawah permukaan yang tenang. Saat ini, pasar saham Amerika sedang mengalami sebuah kenaikan yang mencolok. Indeks S&P 500 melonjak 30% dalam waktu hanya enam bulan dan telah beberapa kali mencetak rekor tertinggi baru. Kegembiraan ini tampaknya membuat para investor terjebak dalam ilusi bahwa harga tidak akan pernah turun. Namun, raksasa keuangan Wall Street, JPMorgan Chase, telah mengeluarkan peringatan yang memikirkan: penurunan suku bunga oleh The Federal Reserve (FED) pada bulan September yang dianggap sebagai dorongan kuat untuk bull run, justru bisa menjadi pemicu yang mengakhiri bull run ini.
Ada tiga sinyal risiko yang perlu diperhatikan di balik peringatan ini:
Pertama, pasar mungkin sedang terjebak dalam "kabar baik sudah habis". Saat ini, investor umumnya memperkirakan bahwa The Federal Reserve (FED) akan mengumumkan penurunan suku bunga pada 17 September dan menganggapnya sebagai sinyal positif. Namun, sebenarnya, berita ini telah lama dicerna oleh pasar, dan harga saham telah bereaksi lebih awal terhadap ekspektasi ini. Seperti saat sebelum ujian ketika sudah tahu soal-soalnya akan menjadi lebih mudah, ketika penurunan suku bunga benar-benar terjadi, pasar mungkin tidak akan bereaksi besar, malah mungkin memicu gelombang penjualan untuk merealisasikan keuntungan.
Kedua, risiko inflasi sedang terkumpul secara diam-diam. JPMorgan secara khusus menekankan dampak dari biaya tarif yang diteruskan. Sejak April tahun ini, ketegangan perdagangan awalnya dianggap hanya sebagai ancaman verbal, tetapi sekarang telah mulai secara substansial mempengaruhi biaya bahan baku perusahaan. Jika The Federal Reserve (FED) menurunkan suku bunga dalam keadaan ini, itu dapat lebih meningkatkan ekspektasi inflasi, memberikan tekanan yang lebih besar pada ekonomi.
Akhirnya, sentimen pasar yang terlalu optimis bisa menjadi sinyal bahaya. Ketika semua orang percaya bahwa pasar aman, seringkali itu adalah saat yang paling berbahaya. Saat ini, kenaikan terus-menerus di pasar saham AS mungkin sedang mengumpulkan risiko potensial.
Meskipun pasar saham AS saat ini dalam keadaan makmur, para investor perlu tetap waspada dan memperhatikan faktor risiko potensial ini. Penurunan suku bunga meskipun biasanya dianggap sebagai kabar baik, tetapi dalam kondisi pasar saat ini, hal itu dapat memiliki dampak negatif yang tidak terduga. Dalam membuat keputusan investasi, perlu mempertimbangkan berbagai faktor secara menyeluruh, bukan hanya mengikuti emosi pasar secara membabi buta.