Dengan rapat The Federal Reserve (FED) yang akan segera berlangsung, perdebatan mengenai arah kebijakannya semakin intens. Permainan ini tidak hanya melibatkan keputusan suku bunga, tetapi juga melibatkan penentuan peran dan cakupan fungsi The Federal Reserve (FED).
Menteri Keuangan AS, Bercant, baru-baru ini menerbitkan artikel panjang di majalah "Ekonomi Internasional", yang mengkritik The Federal Reserve (FED) secara menyeluruh. Ia berpendapat bahwa misi The Federal Reserve telah menjadi kacau, terutama karena terlalu banyak faktor politik yang mencampuri pengawasan keuangan dan kebijakan pelonggaran kuantitatif. Bercant mengusulkan agar The Federal Reserve "mempersempit misi" dan menghentikan program pembelian aset untuk mempertahankan independensinya dan mencapai hasil ekonomi yang lebih baik.
Pandangan ini tampaknya cukup representatif di kalangan pemerintah saat ini. Beberapa tokoh yang dianggap sebagai calon kuat ketua The Federal Reserve (FED) berikutnya, seperti Kevin Warsh dan Kevin Hassett, serta penasihat Gedung Putih Stephen Miller yang akan bergabung dengan The Federal Reserve (FED), semuanya telah mengungkapkan posisi serupa.
Namun, usulan reformasi ini juga menghadapi banyak keraguan. Penulis kolom di Financial Times, Gillian Tett, meskipun sebagian setuju dengan kritik terhadap kebijakan pelonggaran kuantitatif, tetapi menentang keras upaya Gedung Putih untuk mengendalikan regulasi keuangan. Dia khawatir ini dapat merusak secara serius independensi The Federal Reserve (FED) dan kredibilitas kebijakan moneter.
Sementara itu, tekanan pemerintah terhadap The Federal Reserve (FED) juga terlihat dalam aspek lainnya. Trump tidak hanya beberapa kali menyerukan penurunan suku bunga, tetapi juga mencoba untuk memberhentikan anggota dewan The Federal Reserve (FED) Lisa Cook dengan alasan "diduga penipuan", meskipun tindakan ini telah dihentikan oleh pengadilan. Menghadapi tekanan ini, Ketua The Federal Reserve (FED) Powell berusaha menjaga independensi bank sentral.
Pertemuan The Federal Reserve (FED) minggu depan mungkin akan sedikit menurunkan suku bunga dan kemudian menunggu untuk melihat dampak kebijakan tarif terhadap inflasi. Namun, seiring dengan terus meningkatnya utang Amerika Serikat, perdebatan besar mengenai fungsi dan kebijakan The Federal Reserve (FED) baru saja dimulai. Bagaimana The Federal Reserve (FED) mempertahankan independensinya sambil menghadapi tekanan dari pemerintah dan pasar akan menjadi tantangan yang panjang dan kompleks.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
17 Suka
Hadiah
17
7
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
FomoAnxiety
· 9jam yang lalu
Sepertinya harus rugi lagi.
Lihat AsliBalas0
RektButAlive
· 9jam yang lalu
Orang tua yang membuat masalah lagi adalah Trump si Orange.
Lihat AsliBalas0
FlashLoanLord
· 9jam yang lalu
Ini adalah permainan kucing dan tikus lagi.
Lihat AsliBalas0
JustHereForAirdrops
· 9jam yang lalu
Ini lagi ribut apa?!
Lihat AsliBalas0
NotFinancialAdviser
· 10jam yang lalu
Ababa akan menurunkan suku bunga lagi
Lihat AsliBalas0
WagmiWarrior
· 10jam yang lalu
Kapan point shaving masih menjadi teka-teki terbesar~
Lihat AsliBalas0
SigmaBrain
· 10jam yang lalu
Bermain politik tidak akan menghasilkan buah yang baik.
Dengan rapat The Federal Reserve (FED) yang akan segera berlangsung, perdebatan mengenai arah kebijakannya semakin intens. Permainan ini tidak hanya melibatkan keputusan suku bunga, tetapi juga melibatkan penentuan peran dan cakupan fungsi The Federal Reserve (FED).
Menteri Keuangan AS, Bercant, baru-baru ini menerbitkan artikel panjang di majalah "Ekonomi Internasional", yang mengkritik The Federal Reserve (FED) secara menyeluruh. Ia berpendapat bahwa misi The Federal Reserve telah menjadi kacau, terutama karena terlalu banyak faktor politik yang mencampuri pengawasan keuangan dan kebijakan pelonggaran kuantitatif. Bercant mengusulkan agar The Federal Reserve "mempersempit misi" dan menghentikan program pembelian aset untuk mempertahankan independensinya dan mencapai hasil ekonomi yang lebih baik.
Pandangan ini tampaknya cukup representatif di kalangan pemerintah saat ini. Beberapa tokoh yang dianggap sebagai calon kuat ketua The Federal Reserve (FED) berikutnya, seperti Kevin Warsh dan Kevin Hassett, serta penasihat Gedung Putih Stephen Miller yang akan bergabung dengan The Federal Reserve (FED), semuanya telah mengungkapkan posisi serupa.
Namun, usulan reformasi ini juga menghadapi banyak keraguan. Penulis kolom di Financial Times, Gillian Tett, meskipun sebagian setuju dengan kritik terhadap kebijakan pelonggaran kuantitatif, tetapi menentang keras upaya Gedung Putih untuk mengendalikan regulasi keuangan. Dia khawatir ini dapat merusak secara serius independensi The Federal Reserve (FED) dan kredibilitas kebijakan moneter.
Sementara itu, tekanan pemerintah terhadap The Federal Reserve (FED) juga terlihat dalam aspek lainnya. Trump tidak hanya beberapa kali menyerukan penurunan suku bunga, tetapi juga mencoba untuk memberhentikan anggota dewan The Federal Reserve (FED) Lisa Cook dengan alasan "diduga penipuan", meskipun tindakan ini telah dihentikan oleh pengadilan. Menghadapi tekanan ini, Ketua The Federal Reserve (FED) Powell berusaha menjaga independensi bank sentral.
Pertemuan The Federal Reserve (FED) minggu depan mungkin akan sedikit menurunkan suku bunga dan kemudian menunggu untuk melihat dampak kebijakan tarif terhadap inflasi. Namun, seiring dengan terus meningkatnya utang Amerika Serikat, perdebatan besar mengenai fungsi dan kebijakan The Federal Reserve (FED) baru saja dimulai. Bagaimana The Federal Reserve (FED) mempertahankan independensinya sambil menghadapi tekanan dari pemerintah dan pasar akan menjadi tantangan yang panjang dan kompleks.