Harga emas terus naik belakangan ini, dan diperkirakan akan mencapai kenaikan selama tujuh minggu berturut-turut. Pada hari Kamis, harga emas kembali mencapai titik tertinggi baru, tren ini mencerminkan tantangan ekonomi yang dihadapi Amerika Serikat saat ini.

Peristiwa penutupan pemerintah AS menambah variabel baru dalam prospek ekonomi makro. Situasi ini tidak hanya mempengaruhi waktu rilis data ekonomi kunci, tetapi juga dapat memengaruhi keputusan kebijakan moneter Federal Reserve. Penundaan pengumuman data pasar kerja dan inflasi membuat lingkungan pengambilan keputusan menjadi semakin kompleks.

Analis pasar menunjukkan bahwa meskipun harga emas baru-baru ini mengalami penyesuaian sementara, secara keseluruhan tetap mempertahankan tren naik yang kuat. Beberapa pendapat menyatakan bahwa saat ini harga emas mungkin telah memasuki zona jenuh beli secara teknikal, yang mengingatkan investor untuk tetap waspada.

Namun, pasar secara umum memperkirakan bahwa akan ada dua kali pemotongan suku bunga lagi tahun ini, harapan ini semakin meningkatkan daya tarik emas sebagai aset safe haven. Sebagai aset yang tidak menghasilkan pendapatan, emas sering kali menjadi favorit di kalangan investor dalam lingkungan suku bunga yang menurun.

Situasi ekonomi saat ini dipenuhi dengan ketidakpastian, dan pergerakan pasar emas juga mencerminkan sikap hati-hati investor terhadap masa depan. Seiring dengan perkembangan berkelanjutan dari peristiwa penutupan pemerintah dan publikasi data ekonomi yang bertahap, pasar akan memantau dengan cermat pengaruh faktor-faktor ini terhadap harga emas.