Dalam ekosistem blockchain, MEV (maximal extractable value) telah menjadi topik yang sangat diikuti dan kontroversial. Konsep ini awalnya mewakili "nilai yang dapat diekstrak oleh penambang", dan sekarang lebih luas dipahami sebagai "maximal extractable value", mencerminkan permainan kepentingan yang kompleks antara berbagai peserta dalam jaringan blockchain.

Inti dari MEV adalah bagaimana penata urutan transaksi (seperti pembangun atau validator) dapat memperoleh keuntungan tambahan melalui manipulasi cerdas urutan transaksi, menyisipkan transaksi tertentu, atau memeriksa transaksi tertentu. Meskipun tindakan ini secara teknis mungkin, sering kali menimbulkan keraguan tentang keadilan jaringan dan prinsip desentralisasi.

Mari kita memahami mekanisme kerja MEV melalui sebuah skenario hipotetik: misalkan ada berita penting yang beredar di pasar, seperti "sebuah lembaga pengatur mungkin akan menyetujui ETF Ethereum". Dalam hal ini, oracle akan segera mengirimkan hasil konfirmasi berita tersebut ke dalam blockchain.

Saat itu, seorang penyortir transaksi yang cerdik menyadari informasi kunci yang akan masuk ke dalam kolam transaksi ini. Mereka menyadari bahwa setelah hasil ini dikonfirmasi, pasar akan mengalami fluktuasi yang tajam—saham yang mendukung berita tersebut akan meningkat nilainya, sementara saham yang memiliki pandangan berlawanan akan kehilangan nilai.

Berdasarkan pemahaman ini, penyortir mungkin akan mengambil strategi berikut:

1. Transaksi mendahului: Sebelum hasil oracle dicatat di blockchain, penyortir mungkin akan menyisipkan transaksinya sendiri untuk membeli sejumlah besar saham yang mendukung berita tersebut pada tingkat sedikit di bawah harga penyelesaian yang diharapkan.

2. Transaksi yang dirugikan: Selanjutnya, penyortir akan memungkinkan transaksi hasil oracle untuk dikemas, yang akan menyebabkan pasar cepat menyesuaikan diri ke titik keseimbangan baru.

3. Ikuti transaksi: Terakhir, penyortir mungkin akan menyisipkan transaksi lain untuk menjual saham yang dibeli sebelumnya dengan harga pasar baru, sehingga mendapatkan keuntungan yang signifikan.

Taktik ini biasanya dikenal sebagai "serangan sandwich", menunjukkan bagaimana peserta MEV memanfaatkan informasi yang tidak seimbang dan hak urutan transaksi untuk mendapatkan keuntungan yang berlebihan.

Namun, perilaku ini juga menimbulkan banyak masalah etika dan regulasi. Ini dapat merugikan kepentingan pengguna biasa, mengganggu tatanan pasar, bahkan mempengaruhi tingkat desentralisasi jaringan Blockchain. Oleh karena itu, bagaimana cara mendistribusikan keuntungan maksimal extractable value (MEV) secara adil sambil memastikan efisiensi jaringan, menjadi tantangan besar yang dihadapi oleh komunitas Blockchain.

Seiring dengan perkembangan teknologi Blockchain, kita mungkin dapat merancang mekanisme yang lebih adil dan transparan untuk mengelola maximal extractable value. Ini mungkin termasuk algoritma konsensus yang ditingkatkan, mekanisme pengurutan transaksi yang lebih adil, atau model insentif baru. Bagaimanapun, keberadaan maximal extractable value mengingatkan kita bahwa dalam mengejar inovasi teknologi, kita juga perlu waspada terhadap potensi konsentrasi kekuasaan dan ketidakadilan.