#美联储降息 Supermaraton memiliki fenomena menarik: pemenang biasanya adalah peserta yang "menginjak rem paling sedikit".
Terdengar sederhana, tetapi logika di baliknya patut dipikirkan.
Dari segi fisika, pengereman mendadak lalu menghidupkan kembali, seperti mobil, energi yang hilang sangat besar. Dari sudut pandang lain, ini disebut sebagai beban volatilitas—penarikan besar-besaran yang cukup untuk menghancurkan hasil komposit jangka panjang. Dalam kompetisi, ritme yang stabil akan memberi tekanan besar kepada lawan.
Jadi, menjaga kontinuitas sistem seringkali lebih kuat daripada mengejar "ledakan" sesaat.
**Contoh klasik dari teori ini adalah 「20-Mile Rule」**
Penjelajah Antartika Amundsen berpegang pada berjalan 20 mil setiap hari—cuaca cerah pun 20 mil, badai salju pun 20 mil. Tidak serakah, tidak lengah. Akhirnya, dia memenangkan perlombaan hidup-mati melawan Scott. Metode ini banyak diadopsi oleh pengusaha dan pecinta kebugaran kemudian hari.
**Namun pemenang Nobel Ekonomi, Shleifer, menemukan sesuatu yang menarik.**
Dia meneliti pola kerja sopir taksi di New York, dan menemukan banyak yang menjalankan strategi "pendapatan harian tetap": saat hujan, bisnis ramai, tapi cukup bekerja sampai target tercapai; sebaliknya, saat bisnis sepi, mereka malah bekerja keras.
Kesimpulan Shleifer langsung membongkar logika ini: salah besar!
Pendekatan rasional justru sebaliknya— saat hujan, permintaan taksi melonjak, harga bagus, jumlah perjalanan banyak, saat itulah harus bekerja keras; sedangkan hari-hari sepi, lebih baik pulang lebih awal daripada bekerja keras tanpa hasil.
**Bagaimana menyelaraskan dua teori ini?**
Jawabannya terletak pada sifat lingkungan.
Amundsen menghadapi perlombaan daya tahan linier, yang menekankan kontinuitas—logika ini cocok untuk kebugaran, membaca, atau usaha jangka panjang yang bersifat "akumulatif".
Sementara itu, bisnis taksi yang diamati Shleifer adalah dunia yang non-linier dan peluangnya sangat tidak merata. Aturannya berubah: saat sepi, hemat tenaga; saat ramai, gas pol.
**Dunia investasi paling menggambarkan hal ini.**
Warren Buffett sering menegaskan: "Ketika tidak ada yang bisa dilakukan, sebaiknya tidak melakukan apa-apa." Ini tepat, bahwa di masa kekurangan peluang pasar, operasi sembarangan hanya akan meningkatkan risiko.
Soros di sisi lain, mengambil pendekatan ekstrem: dia percaya saat menemukan peluang nyata, harus langsung mengurangi posisi secara besar-besaran. Dua gaya ini tampak bertentangan, tetapi sebenarnya mencerminkan filosofi yang sama—menyesuaikan dengan lingkungan, melakukan yang tepat di waktu yang tepat dengan kekuatan yang tepat.
Bagi $BTC dan investor aset lainnya, logika ini sangat penting. Peluang pasar tidak pernah tersebar merata, kadang di pasar bearish ekstrem, kadang di pasar bullish yang meledak-ledak. Orang yang berpegang pada "perdagangan terus-menerus" atau "setiap hari transaksi" sering kalah dari mereka yang tahu kapan harus "keluar saat waktunya" dan "diam saat saatnya diam".
Jadi, rahasia utama dalam investasi bukan pada rumus rumit, tetapi pada dua kata ini: **Waktu dan Ukuran**. Waktu adalah ritme dalam menangkap peluang; ukuran adalah kekuatan yang tepat di fase yang tepat.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
15 Suka
Hadiah
15
4
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
SchrodingerAirdrop
· 12-15 10:07
Benar, tetapi masalahnya sekarang adalah kebanyakan orang sama sekali tidak bisa membedakan apakah mereka sedang dalam "perlombaan ketahanan linier" atau "perlombaan peluang non-linier"... Akibatnya, mereka sama sekali tidak berani beristirahat maupun berani bertaruh semuanya
Lihat AsliBalas0
VCsSuckMyLiquidity
· 12-15 05:59
Benar, sangat tepat sekali. Beberapa bulan terakhir saya hanya trading sembarangan di sana, dan hasilnya sering mengalami likuidasi berulang. Sekarang saya mengerti, tidak semua waktu harus melakukan tindakan.
Lihat AsliBalas0
TokenUnlocker
· 12-15 05:58
Intinya adalah "Jangan bergerak saat tidak ada kegiatan, saat peluang datang, langsung serang," singkatnya ini tetap seni dalam memilih waktu yang tepat
Lihat AsliBalas0
ChainWallflower
· 12-15 05:33
Benar sekali, itulah sebabnya saya terus bertahan tanpa posisi sambil menunggu peluang... Sekarang memang bukan saat yang tepat untuk bergerak sembarangan.
#美联储降息 Supermaraton memiliki fenomena menarik: pemenang biasanya adalah peserta yang "menginjak rem paling sedikit".
Terdengar sederhana, tetapi logika di baliknya patut dipikirkan.
Dari segi fisika, pengereman mendadak lalu menghidupkan kembali, seperti mobil, energi yang hilang sangat besar. Dari sudut pandang lain, ini disebut sebagai beban volatilitas—penarikan besar-besaran yang cukup untuk menghancurkan hasil komposit jangka panjang. Dalam kompetisi, ritme yang stabil akan memberi tekanan besar kepada lawan.
Jadi, menjaga kontinuitas sistem seringkali lebih kuat daripada mengejar "ledakan" sesaat.
**Contoh klasik dari teori ini adalah 「20-Mile Rule」**
Penjelajah Antartika Amundsen berpegang pada berjalan 20 mil setiap hari—cuaca cerah pun 20 mil, badai salju pun 20 mil. Tidak serakah, tidak lengah. Akhirnya, dia memenangkan perlombaan hidup-mati melawan Scott. Metode ini banyak diadopsi oleh pengusaha dan pecinta kebugaran kemudian hari.
**Namun pemenang Nobel Ekonomi, Shleifer, menemukan sesuatu yang menarik.**
Dia meneliti pola kerja sopir taksi di New York, dan menemukan banyak yang menjalankan strategi "pendapatan harian tetap": saat hujan, bisnis ramai, tapi cukup bekerja sampai target tercapai; sebaliknya, saat bisnis sepi, mereka malah bekerja keras.
Kesimpulan Shleifer langsung membongkar logika ini: salah besar!
Pendekatan rasional justru sebaliknya— saat hujan, permintaan taksi melonjak, harga bagus, jumlah perjalanan banyak, saat itulah harus bekerja keras; sedangkan hari-hari sepi, lebih baik pulang lebih awal daripada bekerja keras tanpa hasil.
**Bagaimana menyelaraskan dua teori ini?**
Jawabannya terletak pada sifat lingkungan.
Amundsen menghadapi perlombaan daya tahan linier, yang menekankan kontinuitas—logika ini cocok untuk kebugaran, membaca, atau usaha jangka panjang yang bersifat "akumulatif".
Sementara itu, bisnis taksi yang diamati Shleifer adalah dunia yang non-linier dan peluangnya sangat tidak merata. Aturannya berubah: saat sepi, hemat tenaga; saat ramai, gas pol.
**Dunia investasi paling menggambarkan hal ini.**
Warren Buffett sering menegaskan: "Ketika tidak ada yang bisa dilakukan, sebaiknya tidak melakukan apa-apa." Ini tepat, bahwa di masa kekurangan peluang pasar, operasi sembarangan hanya akan meningkatkan risiko.
Soros di sisi lain, mengambil pendekatan ekstrem: dia percaya saat menemukan peluang nyata, harus langsung mengurangi posisi secara besar-besaran. Dua gaya ini tampak bertentangan, tetapi sebenarnya mencerminkan filosofi yang sama—menyesuaikan dengan lingkungan, melakukan yang tepat di waktu yang tepat dengan kekuatan yang tepat.
Bagi $BTC dan investor aset lainnya, logika ini sangat penting. Peluang pasar tidak pernah tersebar merata, kadang di pasar bearish ekstrem, kadang di pasar bullish yang meledak-ledak. Orang yang berpegang pada "perdagangan terus-menerus" atau "setiap hari transaksi" sering kalah dari mereka yang tahu kapan harus "keluar saat waktunya" dan "diam saat saatnya diam".
Jadi, rahasia utama dalam investasi bukan pada rumus rumit, tetapi pada dua kata ini: **Waktu dan Ukuran**. Waktu adalah ritme dalam menangkap peluang; ukuran adalah kekuatan yang tepat di fase yang tepat.