Pukul tiga pagi, Xiao Li duduk di depan komputer seperti patung batu. Grafik di layar seperti ular yang kehilangan kendali, meluncur ke bawah, dan angka di kantongnya menyusut menjadi titik kecil yang menyilaukan, itu adalah uang hasil kerja kerasnya selama tiga bulan.
Abu rokok di dalam asbak sudah meluap, jatuh di permukaan meja dan membakar beberapa titik hitam kecil. Dia menatap tombol di layar, sendi jarinya menjadi pucat karena menekan terlalu keras, tenggorokannya kering dan terasa ketat. Beberapa hari yang lalu di meja makan, dia malah mengejek mereka yang bilang harus bersabar sebagai orang yang terlalu konservatif, merasa bahwa dalam lingkaran ini, semakin berani berarti semakin punya peluang. Tapi sekarang, di dalam dadanya seolah ada seekor kelinci yang berlari-lari, setiap detakan jantungnya membawa kepanikan. Fluktuasi di pabrik tidak pernah melihat wajah orang, selalu ada yang panik menarik tangan mereka di tengah penurunan, dan selalu ada yang terburu-buru mengikuti arus saat kenaikan. Xiao Li melihat angka-angka yang terus bergerak di layar, tiba-tiba teringat kalimat yang selalu dia anggap remeh, "Orang yang benar-benar bisa menghasilkan keuntungan, bukanlah mereka yang berlari paling cepat, tetapi mereka yang bisa bertahan di tengah fluktuasi." Langit di luar jendela perlahan mulai terang, dan kurva grafik mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Angka di dalam saku mulai perlahan merangkak kembali, bahu Li Ge yang tegang sedikit melonggar. Dia akhirnya menyadari bahwa kemampuan terkuat dalam bidang ini bukanlah melulu menyerbu tanpa pikir panjang, tetapi ketika berani menyerang, masih bisa menahan gelora di dalam hati, dan menunggu kesempatan yang datang.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Pukul tiga pagi, Xiao Li duduk di depan komputer seperti patung batu. Grafik di layar seperti ular yang kehilangan kendali, meluncur ke bawah, dan angka di kantongnya menyusut menjadi titik kecil yang menyilaukan, itu adalah uang hasil kerja kerasnya selama tiga bulan.
Abu rokok di dalam asbak sudah meluap, jatuh di permukaan meja dan membakar beberapa titik hitam kecil. Dia menatap tombol di layar, sendi jarinya menjadi pucat karena menekan terlalu keras, tenggorokannya kering dan terasa ketat. Beberapa hari yang lalu di meja makan, dia malah mengejek mereka yang bilang harus bersabar sebagai orang yang terlalu konservatif, merasa bahwa dalam lingkaran ini, semakin berani berarti semakin punya peluang. Tapi sekarang, di dalam dadanya seolah ada seekor kelinci yang berlari-lari, setiap detakan jantungnya membawa kepanikan.
Fluktuasi di pabrik tidak pernah melihat wajah orang, selalu ada yang panik menarik tangan mereka di tengah penurunan, dan selalu ada yang terburu-buru mengikuti arus saat kenaikan. Xiao Li melihat angka-angka yang terus bergerak di layar, tiba-tiba teringat kalimat yang selalu dia anggap remeh, "Orang yang benar-benar bisa menghasilkan keuntungan, bukanlah mereka yang berlari paling cepat, tetapi mereka yang bisa bertahan di tengah fluktuasi."
Langit di luar jendela perlahan mulai terang, dan kurva grafik mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Angka di dalam saku mulai perlahan merangkak kembali, bahu Li Ge yang tegang sedikit melonggar. Dia akhirnya menyadari bahwa kemampuan terkuat dalam bidang ini bukanlah melulu menyerbu tanpa pikir panjang, tetapi ketika berani menyerang, masih bisa menahan gelora di dalam hati, dan menunggu kesempatan yang datang.