Seiring dengan harga emas yang melonjak ke rekor tertinggi sekitar 3790 dolar AS per ons pada 23 September, pasar Bitcoin justru mengalami pukulan telak. Dalam seminggu terakhir, harga Bitcoin terus menurun dan memicu gelombang likuidasi besar-besaran senilai 1,8 miliar dolar, di mana likuidasi posisi long mencapai 1,65 miliar dolar, mempengaruhi lebih dari 407 ribu trader. Perbedaan tren ini memicu keraguan mendalam di pasar terhadap narasi "Bitcoin adalah emas digital", menyoroti perbedaan kinerja kedua aset sebagai alat lindung nilai dalam konteks ketidakpastian ekonomi makro yang semakin meningkat.
Lingkungan Makro Berubah: Perbedaan Tren Antara Emas dan Bitcoin Semakin Tajam
Baru-baru ini, pergerakan harga emas dan Bitcoin menunjukkan pemisahan yang jelas. Pada 23 September, harga emas mencapai titik tertinggi dalam sejarah, sementara Bitcoin terus turun dalam satu minggu. Analis industri Shawn Young menunjukkan bahwa penjualan ini adalah contoh tipikal dari kerentanan struktural pasar kripto saat akumulasi leverage. Dia menekankan bahwa ketika Bitcoin jatuh di bawah titik kunci $112.000, sekitar 407.000 trader mengalami likuidasi.
Young menambahkan: "Setelah Federal Reserve menurunkan suku bunga, dolar AS tiba-tiba menguat, yang membuat pasar terkejut. Penguatan dolar, ditambah dengan tingginya imbal hasil obligasi pemerintah dan data inflasi yang akan segera dirilis, membuat pasar kripto terus berada dalam posisi bertahan." Perubahan lingkungan makro ini, terutama rebound kuat dolar, memiliki dampak yang sangat berbeda terhadap emas dan Bitcoin.
Perisai "safe haven" emas: Pertarungan geopolitik terhadap aset digital
CEO dan co-founder VALR Farzam Ehsani berpendapat bahwa reaksi berbeda antara emas dan Bitcoin terhadap kekuatan dolar kemungkinan disebabkan oleh posisi emas yang lebih solid sebagai alat lindung nilai terhadap risiko geopolitik. Ia mencatat bahwa ketika dolar menguat, Bitcoin sulit untuk menjalankan perannya sebagai "emas digital".
Ehsani lebih lanjut menganalisis, pemisahan tajam dalam pergerakan harga emas dan Bitcoin mencerminkan perubahan prioritas pasar. Kenaikan harga emas didorong oleh akumulasi yang terus-menerus oleh bank sentral di seluruh dunia, serta posisi inheren sebagai aset perlindungan geopolitik. Sementara Bitcoin meskipun telah mencapai kemajuan signifikan dalam regulasi dan adopsi institusi, tingkat penerimaan institusinya masih berada di tahap awal dan belum sepenuhnya membangun reputasi "tempat berlindung" yang sebanding dengan emas. Menurut data StatMuse, hingga tahun ini, harga emas telah naik 42,7%, sementara tingkat pengembalian Bitcoin selama periode yang sama hanya 20,7%.
Kesimpulan
Perbedaan signifikan antara emas dan Bitcoin kali ini membawa tantangan serius bagi narasi "Bitcoin adalah emas digital". Ini mengingatkan para investor bahwa meskipun Bitcoin memiliki sifat kelangkaan dan desentralisasi, statusnya sebagai aset safe haven belum sepenuhnya terjamin, terutama di masa ketidakpastian ekonomi makro dan geopolitik yang meningkat. Emas, dengan posisi safe haven yang telah teruji oleh waktu dan dukungan terus-menerus dari bank sentral, tetap menjadi "pelabuhan aman" yang tak terbantahkan di dunia keuangan tradisional. Bagi para investor kripto, memahami peran unik kedua aset ini dalam berbagai kondisi pasar sangat penting.
Penafian: Artikel ini adalah informasi berita, tidak merupakan saran investasi. Pasar enkripsi berfluktuasi secara dramatis, investor harus membuat keputusan dengan hati-hati.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Emas mencapai rekor tertinggi, tetapi Bitcoin mengalami likuidasi sebesar 1,8 miliar dolar: narasi emas digital menghadapi tantangan besar?
Seiring dengan harga emas yang melonjak ke rekor tertinggi sekitar 3790 dolar AS per ons pada 23 September, pasar Bitcoin justru mengalami pukulan telak. Dalam seminggu terakhir, harga Bitcoin terus menurun dan memicu gelombang likuidasi besar-besaran senilai 1,8 miliar dolar, di mana likuidasi posisi long mencapai 1,65 miliar dolar, mempengaruhi lebih dari 407 ribu trader. Perbedaan tren ini memicu keraguan mendalam di pasar terhadap narasi "Bitcoin adalah emas digital", menyoroti perbedaan kinerja kedua aset sebagai alat lindung nilai dalam konteks ketidakpastian ekonomi makro yang semakin meningkat.
Lingkungan Makro Berubah: Perbedaan Tren Antara Emas dan Bitcoin Semakin Tajam
Baru-baru ini, pergerakan harga emas dan Bitcoin menunjukkan pemisahan yang jelas. Pada 23 September, harga emas mencapai titik tertinggi dalam sejarah, sementara Bitcoin terus turun dalam satu minggu. Analis industri Shawn Young menunjukkan bahwa penjualan ini adalah contoh tipikal dari kerentanan struktural pasar kripto saat akumulasi leverage. Dia menekankan bahwa ketika Bitcoin jatuh di bawah titik kunci $112.000, sekitar 407.000 trader mengalami likuidasi.
Young menambahkan: "Setelah Federal Reserve menurunkan suku bunga, dolar AS tiba-tiba menguat, yang membuat pasar terkejut. Penguatan dolar, ditambah dengan tingginya imbal hasil obligasi pemerintah dan data inflasi yang akan segera dirilis, membuat pasar kripto terus berada dalam posisi bertahan." Perubahan lingkungan makro ini, terutama rebound kuat dolar, memiliki dampak yang sangat berbeda terhadap emas dan Bitcoin.
Perisai "safe haven" emas: Pertarungan geopolitik terhadap aset digital
CEO dan co-founder VALR Farzam Ehsani berpendapat bahwa reaksi berbeda antara emas dan Bitcoin terhadap kekuatan dolar kemungkinan disebabkan oleh posisi emas yang lebih solid sebagai alat lindung nilai terhadap risiko geopolitik. Ia mencatat bahwa ketika dolar menguat, Bitcoin sulit untuk menjalankan perannya sebagai "emas digital".
Ehsani lebih lanjut menganalisis, pemisahan tajam dalam pergerakan harga emas dan Bitcoin mencerminkan perubahan prioritas pasar. Kenaikan harga emas didorong oleh akumulasi yang terus-menerus oleh bank sentral di seluruh dunia, serta posisi inheren sebagai aset perlindungan geopolitik. Sementara Bitcoin meskipun telah mencapai kemajuan signifikan dalam regulasi dan adopsi institusi, tingkat penerimaan institusinya masih berada di tahap awal dan belum sepenuhnya membangun reputasi "tempat berlindung" yang sebanding dengan emas. Menurut data StatMuse, hingga tahun ini, harga emas telah naik 42,7%, sementara tingkat pengembalian Bitcoin selama periode yang sama hanya 20,7%.
Kesimpulan
Perbedaan signifikan antara emas dan Bitcoin kali ini membawa tantangan serius bagi narasi "Bitcoin adalah emas digital". Ini mengingatkan para investor bahwa meskipun Bitcoin memiliki sifat kelangkaan dan desentralisasi, statusnya sebagai aset safe haven belum sepenuhnya terjamin, terutama di masa ketidakpastian ekonomi makro dan geopolitik yang meningkat. Emas, dengan posisi safe haven yang telah teruji oleh waktu dan dukungan terus-menerus dari bank sentral, tetap menjadi "pelabuhan aman" yang tak terbantahkan di dunia keuangan tradisional. Bagi para investor kripto, memahami peran unik kedua aset ini dalam berbagai kondisi pasar sangat penting.
Penafian: Artikel ini adalah informasi berita, tidak merupakan saran investasi. Pasar enkripsi berfluktuasi secara dramatis, investor harus membuat keputusan dengan hati-hati.