Perak menggulingkan Bitcoin: Apakah era emas digital telah berakhir?

Dalam konteks pasar aset digital yang berfluktuasi, perak telah diam-diam mencapai harga tertinggi dalam hampir setengah abad.

Perubahan antara dua jenis aset — perak dan mata uang kripto — tidak hanya mencerminkan perubahan dalam arus modal tetapi juga menimbulkan pertanyaan yang lebih besar: Apakah era "emas digital" sedang memberikan tempat bagi aset tradisional?

Pertumbuhan perak dan tanda-tanda konversi modal

Pasar aset global sedang menyaksikan suatu titik balik yang langka. Perak baru saja mencapai level tertinggi dalam sekitar 45 tahun, menandai tonggak sejarah bagi logam mulia ini. Permintaan akan perak fisik juga sedang meningkat dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan transaksi pembelian besar-besaran dari penyimpanan internasional.

Tidak hanya perak mencapai puncak baru, tetapi emas juga menunjukkan tren serupa. Dalam konteks pemulihan aset tradisional, Bitcoin dan Ethereum telah turun tajam setelah peristiwa Black Friday baru-baru ini. Kapitalisasi pasar perak kini telah melampaui Bitcoin, menempatkannya di peringkat 6 di antara aset global.

Kapitalisasi pasar perak telah melampaui Bitcoin | Sumber: 8marketcap. Jalur harga dari dua jenis aset digital yang tampaknya tidak terkait ini kini bergerak dalam arah yang berlawanan. Divergensi ini membuat para investor bertanya: Apakah kita sedang menyaksikan awal dari "pasar beruang" untuk cryptocurrency dibandingkan dengan perak?

"Emas dan perak terus naik harga sementara Bitcoin dan Ether mengalami penurunan tajam. Para pembeli aset digital akan segera menyadari pelajaran berharga namun mahal. Untungnya, sebagian besar pemilik aset digital masih muda dan memiliki waktu untuk memulihkan apa yang akan mereka hilangkan," kata ekonom terkenal Peter Schiff.

Data teknis juga menunjukkan gambaran yang mengkhawatirkan untuk Bitcoin. Analis Northstar telah menunjukkan bahwa cryptocurrency telah mencapai puncaknya dibandingkan dengan perak empat tahun yang lalu. Sejak level tinggi pada tahun 2021, rasio Bitcoin/perak terus menurun — dan saat ini, ia sedang terjun lagi.

"Secara objektif, seluruh pasar cryptocurrency tampaknya sedang memasuki pasar beruang dibandingkan dengan perak," kata Northstar.

Korelasi antara pasar perak dan cryptocurrency | Sumber: NorthstarBanyak investor telah berbagi cerita tentang kerugian yang menyakitkan, seperti seorang trader yang kehilangan 80% nilai portofolionya hanya dalam beberapa jam selama peristiwa Crypto Black Friday baru-baru ini. Ironisnya, trader ini dulunya adalah seorang "pejuang perak" sebelum menjual pada harga 39 dolar untuk mengejar aset digital yang berisiko tinggi.

Ketika aset fisik meningkat nilainya dan tantangan kepercayaan terhadap aset digital

Tren ini mencerminkan perputaran siklus antara aset fisik dan aset digital. Dalam konteks meningkatnya kekhawatiran tentang resesi ekonomi dan suku bunga yang tetap tinggi, para investor kembali ke tempat berlindung tradisional yang aman. Strategis komoditas Mike McGlone sebelumnya telah memperkirakan bahwa penurunan berikutnya — yang mungkin terjadi pada kuartal 4 tahun 2025 — dapat memicu "pemulihan rata-rata" untuk pasar cryptocurrency, yang telah tumbuh terlalu cepat dibandingkan dengan nilai intrinsiknya.

Kenaikan perak tidak hanya berasal dari kelangkaan fisik tetapi juga karena perubahan dalam psikologi para investor — kekhawatiran seputar sistem keuangan AS dan meningkatnya utang publik mendorong para investor untuk mencari aset “nyata”.

Namun, investor veteran Max Keiser tetap menegaskan bahwa Bitcoin tetap merupakan aset digital langka yang memiliki potensi untuk unggul dibandingkan aset lainnya dalam jangka panjang. Meskipun Bitcoin baru-baru ini mengalami volatilitas, para investor kemungkinan akan kembali ke Bitcoin saat emas dan perak semakin sulit diakses di masa depan.

"Ketika Emas dan Perak menghilang dari pasar, tidak dapat dibeli dengan harga berapa pun, para pembeli yang kecewa akan beralih ke Bitcoin."

Bapak Guru