Meskipun suku bunga dipotong, akhir dari pelonggaran kuantitatif, dan rekor tinggi di pasar saham, kripto tetap berkinerja buruk. Likuiditas berkembang secara global, tetapi tidak mengalir ke aset digital, dengan arus masuk dana ETF (ETF) terhenti dan aktivitas treasury aset digital (DAT) memudar.
Kekuatan Makro, Arus Lemah: Mengapa Kripto Masih Terjebak
Pasar global tetap cerah, namun kripto sepertinya tidak bisa mendapatkan keberuntungan. Bahkan dengan latar makro yang mendukung, seperti pemotongan suku bunga, berakhirnya pelonggaran kuantitatif (QT), dan kinerja saham yang kuat, aset digital tertinggal.
Menurut laporan Wintermute, pemotongan suku bunga 25 basis poin oleh Federal Reserve minggu lalu sesuai ekspektasi, tetapi penolakan Ketua Fed Powell terhadap pemotongan lagi di bulan Desember menurunkan minat risiko. Saham cepat pulih, tetapi kripto tidak, dengan bitcoin dan ether tetap dalam rentang tertentu. Indeks GMCI-30 turun 12% dalam seminggu, dengan kerugian besar di Gaming (-21%), L2s (-19%), dan Memecoin (-18%). Hanya token AI dan DePIN yang menunjukkan ketahanan moderat.
Masalahnya bukan kekurangan likuiditas; melainkan ke mana likuiditas tersebut mengalir. Pasokan uang global berkembang, tetapi arus ke kripto telah mengering. Arus masuk ETF terhenti di sekitar $150 miliar, dan aktivitas treasury aset digital (DAT) menjadi sepi, volume di bursa utama pun menurun drastis. Sementara itu, pasokan stablecoin terus bertambah (+50% tahun ini), tetapi saat ini menjadi satu-satunya mesin arus masuk yang berfungsi.
Wintermute menyebut ini sebagai masalah distribusi, bukan masalah makro. Sampai permintaan ETF bangkit kembali atau ada katalis baru yang mengarahkan modal ke on-chain, aset digital kemungkinan akan tetap tertinggal di belakang saham meskipun latar yang mendukung cukup menguntungkan.
Latar pasar masih kuat, seperti yang dibuktikan oleh kinerja pasar saham. Likuiditas hanya belum sampai ke kripto.
Untuk saat ini, struktur kripto tampak kokoh: leverage sudah dihapus, volatilitas terkendali, dan fundamental tetap utuh. Tetapi tanpa arus masuk baru, sektor ini mungkin akan tetap dalam fase konsolidasi sampai likuiditas akhirnya kembali mengalir.
FAQ 💸
Mengapa kripto berkinerja buruk meskipun kondisi makro kuat?
Bahkan dengan pemotongan suku bunga dan kenaikan pasar saham, likuiditas tidak sampai ke kripto, sehingga aset digital tetap dalam rentang tertentu.
Kemana arus likuiditas global mengalir selain ke kripto? Likuiditas mengalir ke pasar saham dan pasar tradisional lainnya, sementara arus ETF dan aktivitas on-chain terhenti.
**Apa yang menyebabkan perlambatan arus masuk ke kripto?**Permintaan ETF telah mencapai plateau di sekitar $150 miliar, dan volume treasury aset digital (DAT) menurun tajam.
Apa yang perlu diubah agar kripto bisa pulih? Minat ETF yang kembali atau katalis on-chain baru harus mengarahkan modal ke aset digital untuk memicu momentum.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Kripto Tertinggal Meski Likuiditas Meningkat dan Dukungan Pasar
Meskipun suku bunga dipotong, akhir dari pelonggaran kuantitatif, dan rekor tinggi di pasar saham, kripto tetap berkinerja buruk. Likuiditas berkembang secara global, tetapi tidak mengalir ke aset digital, dengan arus masuk dana ETF (ETF) terhenti dan aktivitas treasury aset digital (DAT) memudar.
Kekuatan Makro, Arus Lemah: Mengapa Kripto Masih Terjebak
Pasar global tetap cerah, namun kripto sepertinya tidak bisa mendapatkan keberuntungan. Bahkan dengan latar makro yang mendukung, seperti pemotongan suku bunga, berakhirnya pelonggaran kuantitatif (QT), dan kinerja saham yang kuat, aset digital tertinggal.
Menurut laporan Wintermute, pemotongan suku bunga 25 basis poin oleh Federal Reserve minggu lalu sesuai ekspektasi, tetapi penolakan Ketua Fed Powell terhadap pemotongan lagi di bulan Desember menurunkan minat risiko. Saham cepat pulih, tetapi kripto tidak, dengan bitcoin dan ether tetap dalam rentang tertentu. Indeks GMCI-30 turun 12% dalam seminggu, dengan kerugian besar di Gaming (-21%), L2s (-19%), dan Memecoin (-18%). Hanya token AI dan DePIN yang menunjukkan ketahanan moderat.
Masalahnya bukan kekurangan likuiditas; melainkan ke mana likuiditas tersebut mengalir. Pasokan uang global berkembang, tetapi arus ke kripto telah mengering. Arus masuk ETF terhenti di sekitar $150 miliar, dan aktivitas treasury aset digital (DAT) menjadi sepi, volume di bursa utama pun menurun drastis. Sementara itu, pasokan stablecoin terus bertambah (+50% tahun ini), tetapi saat ini menjadi satu-satunya mesin arus masuk yang berfungsi.
Wintermute menyebut ini sebagai masalah distribusi, bukan masalah makro. Sampai permintaan ETF bangkit kembali atau ada katalis baru yang mengarahkan modal ke on-chain, aset digital kemungkinan akan tetap tertinggal di belakang saham meskipun latar yang mendukung cukup menguntungkan.
Untuk saat ini, struktur kripto tampak kokoh: leverage sudah dihapus, volatilitas terkendali, dan fundamental tetap utuh. Tetapi tanpa arus masuk baru, sektor ini mungkin akan tetap dalam fase konsolidasi sampai likuiditas akhirnya kembali mengalir.
FAQ 💸
Bahkan dengan pemotongan suku bunga dan kenaikan pasar saham, likuiditas tidak sampai ke kripto, sehingga aset digital tetap dalam rentang tertentu.