Seorang influencer kripto di Taiwan, yang sebelumnya adalah streamer game dan kemudian beralih menjadi “trader forex”, menjadi korban penculikan dan dipaksa mentransfer aset kripto senilai 170.000 dolar AS. Pelaku mendekatinya dengan dalih ingin berbagi pengalaman trading, kemudian saat bertemu mengajaknya ke tempat parkir, dua rekan pelaku keluar dari semak-semak dan memukul kepala korban serta menyemprotkan semprotan merica, lalu secara paksa membawanya ke pinggiran kota dan memaksa menjual seluruh aset spot di bursa untuk dikonversi ke USDT dan ditransfer keluar. Netizen mengungkap bahwa tiga tahun lalu influencer ini pernah mempromosikan skema ponzi dengan iming-iming “return bulanan 90%”, lalu proyek tersebut membawa kabur dana investor.
Ngopi di Starbucks Berujung Penculikan, Influencer Kripto Dirampok 170 Ribu Dolar
Influencer kripto tersebut membagikan pengalamannya diculik di Instagram. Ia menyebut pelaku adalah penonton lama yang sering berdalih ingin bertukar pengalaman trading forex. Keduanya baru-baru ini bertemu di Starbucks dekat rumah selama hampir satu jam, suasana tampak akrab, namun ternyata pelaku telah merencanakan kejahatan. Dengan alasan memberikan oleh-oleh dari Jepang, korban diajak ke tempat parkir, lalu dua rekan pelaku keluar dari semak-semak, memukul kepala korban dan menyemprotkan semprotan merica, lalu memaksanya masuk ke mobil.
Metode kejahatan ini menunjukkan perencanaan yang matang. Pendekatan jangka panjang bertujuan menurunkan kewaspadaan korban, memilih Starbucks sebagai lokasi pertemuan memberikan rasa aman semu, sedangkan parkiran dipilih karena lebih tersembunyi namun mudah untuk melarikan diri. Rekan pelaku yang bersembunyi di semak-semak menunjukkan mereka telah melakukan survei lokasi dan bersembunyi terlebih dahulu, seluruh proses mencerminkan ciri-ciri kelompok kriminal profesional.
Korban mengungkapkan, penculik mengikat tangannya dengan kabel ties, menutup matanya dengan lakban, membawanya ke pinggiran kota dan memaksa menjual seluruh aset spot di bursa untuk dikonversi ke USDT dan mengosongkan akun. Pengetahuan pelaku tentang proses transaksi kripto sangat mengkhawatirkan, mereka tahu cara mengoperasikan bursa, mengonversi spot ke stablecoin, dan melakukan transfer dengan cepat. Pengetahuan profesional ini menunjukkan kemungkinan mereka juga pelaku di dunia kripto, atau setidaknya telah melakukan riset mendalam sebelumnya.
Setelah kejadian, korban dibuang di Bandara Taoyuan. Memilih bandara sebagai lokasi pembuangan kemungkinan untuk mengaburkan pelacakan, karena bandara ramai dan memiliki lebih banyak titik buta CCTV. Korban langsung melaporkan ke polisi melalui pengacara dan meminta bantuan anggota dewan. Media lokal melaporkan, setelah korban dipaksa mentransfer dana tabungan sebesar 90 ribu dan sekitar 170 ribu USDT dalam bentuk aset virtual, dalam waktu kurang dari 24 jam dua pelaku telah ditangkap, satu orang masih buron.
Return Bulanan 90%, Skema Ponzi Lama Terbongkar oleh Netizen
Namun, netizen mengungkap bahwa influencer yang menjadi korban penculikan ini pernah mempromosikan skema ponzi. Awalnya ia adalah streamer game, memainkan Arena of Valor, Slam Dunk Mobile, lalu beralih ke dunia kripto, forex, dan poker Texas Hold’em. Perpindahan dari streamer game ke investasi finansial ini cukup umum di kalangan influencer, namun perbedaannya yang mencolok juga menimbulkan keraguan sebagian penonton.
Saat itu, influencer ini mempromosikan skema ponzi yang mengklaim cukup deposit uang selama 60 hari, maka bisa memperoleh return bulanan 90%. Return sebesar ini dalam dunia keuangan jelas tidak masuk akal. Sebagai perbandingan, return tahunan Warren Buffett sekitar 20% dan sudah dianggap legenda investasi. Return bulanan 90% berarti return tahunan ribuan hingga puluhan ribu persen, angka seperti ini hanya mungkin muncul pada skema ponzi.
Seperti yang sudah bisa diduga, proyek tersebut setelah mengumpulkan dana langsung kabur. Pola skema ponzi khas: awalnya membayar return ke investor lama pakai dana investor baru, menciptakan ilusi bisnis berjalan. Ketika jumlah investor memuncak dan tidak ada dana baru, pemilik proyek menutup platform dan melarikan diri. Skema ponzi seperti ini sangat marak di dunia kripto dan forex.
Lima Ciri Khas Skema Ponzi
Janji Return Tinggi: Return bulanan 90% jelas tidak sesuai hukum ekonomi
Sistem Referral: Mengajak investor mencari downline, membangun struktur piramida
Investasi Tidak Jelas: Tidak bisa menjelaskan dana diinvestasikan ke mana
Pembatasan Penarikan: Aturan penarikan rumit dan biaya tinggi
Tiba-tiba Kabur: Setelah mengumpulkan dana cukup, pemilik proyek hilang, investor merugi total
Streamer lain bernama Hua Zhiyuan bahkan mengungkap, influencer ini memiliki grup besar dan kecil. Ketika menemukan proyek bermasalah, ia hanya mengingatkan anggota grup kecil, seolah-olah sengaja membiarkan grup besar tetap menjadi korban. Pola double standard seperti ini sangat buruk, menunjukkan ia bukan sekadar korban penipuan, tapi tahu proyek bermasalah dan memilih hanya memberitahu sebagian, membiarkan mayoritas penggemarnya tertipu.
Influencer ini juga memilih tidak memberikan penjelasan, hanya berkomentar: “Tidak apa-apa, tidak perlu dijelaskan, yang penting dapat uang. Saya main 4 bulan susah banget nggak dapat untung, saya nggak pernah bilang saya kena tipu, itu terlalu cupu.” Jawaban arogan ini justru memicu kecaman lebih besar. Setelah itu influencer ini membuat video mengakui menerima endorse semacam ini adalah kesalahan, namun juga membantah beberapa tuduhan tidak benar.
Harga Pamer Kekayaan dan Pelajaran Pahit “Jangan Umbar Harta”
Influencer ini pernah membuat video pada bulan Juni yang mengungkapkan bahwa dalam sebulan ia hanya dapat rebate 250 dolar AS di bursa, dan aset di bursa sekitar 250 ribu dolar AS. Mungkin karena persona sebagai influencer kripto dan sering tampil muka, ia menjadi target penjahat. Kasus ini menjadi peringatan bagi pemilik aset kripto: jangan umbar kekayaan, utamakan keselamatan diri.
Membuka kepemilikan aset kripto senilai 250 ribu dolar AS sama saja memberitahu calon pelaku kejahatan “saya target yang layak disasar”. Berbeda dengan aset tradisional, kripto bisa dipindahkan secara paksa dalam hitungan menit dan sulit dilacak. Jika korban sudah terkendali, pelaku bisa menyelesaikan transfer dalam beberapa menit, sedangkan rekening bank konvensional masih ada limit dan sistem pengamanan.
Selain itu, segala tindakan pamer kekayaan di medsos harus disikapi dengan curiga. Seorang influencer keuangan TikTok dengan lebih dari 40 ribu followers, baru-baru ini diculik oleh empat orang, namun saat pelaku membuka akun bursa justru mendapati korban lebih miskin dari penculik, akhirnya korban selamat. Kasus ini memang lucu, tapi juga mengungkap fakta pahit: pamer kekayaan di media sosial sering kali palsu, dan mereka yang percaya bisa membayar dengan nyawa.
Kasus ini juga menyoroti ekosistem influencer kripto yang kompleks. Banyak influencer mendapat untung dari promosi proyek, endorse, atau rebate bursa, namun kualitas proyek yang mereka promosikan sangat bervariasi. Ketika influencer demi fee endorse mempromosikan proyek return tinggi yang tidak masuk akal, mereka memanfaatkan kepercayaan penggemar untuk meraup keuntungan. Tindakan ini secara moral dan hukum sangat problematik.
Lima Prinsip Keamanan Pemilik Aset Kripto
Jangan Umbar Kekayaan: Jangan pernah mengumumkan total aset dan saldo bursa
Waspada Orang Asing: Selalu curiga terhadap “fans” yang tiba-tiba mendekat, hindari bertemu sendiri
Diversifikasi Penyimpanan: Jangan simpan seluruh aset di satu bursa, gunakan cold wallet untuk diversifikasi risiko
Aktifkan Multi-Factor Authentication: Akun bursa wajib 2FA dan whitelist penarikan
Rendah Hati: Di media sosial hindari pamer harta dan terlalu mengekspos data pribadi
Secara lebih luas, kasus ini mengungkap banyak masalah di ekosistem kripto: skema ponzi merajalela, promosi influencer tanpa pengawasan, kesadaran risiko investor kurang, dan risiko keamanan fisik pemilik aset kripto. Semua ini butuh kerja sama regulator, platform, dan investor untuk diatasi.
Bagi investor, pelajaran dari kasus ini ada dua. Pertama, jangan mudah percaya pada rekomendasi influencer tentang proyek return tinggi, return bulanan 90% itu sendiri sudah sinyal penipuan. Kedua, meskipun benar-benar untung dari investasi kripto, tetaplah rendah hati, jangan sampai jadi target kejahatan. Kebebasan finansial penting, tapi keselamatan diri adalah yang utama.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Influencer Taiwan diculik! USD 170.000 dirampok, sejarah kelam skema dana perdagangan valas terungkap sepenuhnya
Seorang influencer kripto di Taiwan, yang sebelumnya adalah streamer game dan kemudian beralih menjadi “trader forex”, menjadi korban penculikan dan dipaksa mentransfer aset kripto senilai 170.000 dolar AS. Pelaku mendekatinya dengan dalih ingin berbagi pengalaman trading, kemudian saat bertemu mengajaknya ke tempat parkir, dua rekan pelaku keluar dari semak-semak dan memukul kepala korban serta menyemprotkan semprotan merica, lalu secara paksa membawanya ke pinggiran kota dan memaksa menjual seluruh aset spot di bursa untuk dikonversi ke USDT dan ditransfer keluar. Netizen mengungkap bahwa tiga tahun lalu influencer ini pernah mempromosikan skema ponzi dengan iming-iming “return bulanan 90%”, lalu proyek tersebut membawa kabur dana investor.
Ngopi di Starbucks Berujung Penculikan, Influencer Kripto Dirampok 170 Ribu Dolar
Influencer kripto tersebut membagikan pengalamannya diculik di Instagram. Ia menyebut pelaku adalah penonton lama yang sering berdalih ingin bertukar pengalaman trading forex. Keduanya baru-baru ini bertemu di Starbucks dekat rumah selama hampir satu jam, suasana tampak akrab, namun ternyata pelaku telah merencanakan kejahatan. Dengan alasan memberikan oleh-oleh dari Jepang, korban diajak ke tempat parkir, lalu dua rekan pelaku keluar dari semak-semak, memukul kepala korban dan menyemprotkan semprotan merica, lalu memaksanya masuk ke mobil.
Metode kejahatan ini menunjukkan perencanaan yang matang. Pendekatan jangka panjang bertujuan menurunkan kewaspadaan korban, memilih Starbucks sebagai lokasi pertemuan memberikan rasa aman semu, sedangkan parkiran dipilih karena lebih tersembunyi namun mudah untuk melarikan diri. Rekan pelaku yang bersembunyi di semak-semak menunjukkan mereka telah melakukan survei lokasi dan bersembunyi terlebih dahulu, seluruh proses mencerminkan ciri-ciri kelompok kriminal profesional.
Korban mengungkapkan, penculik mengikat tangannya dengan kabel ties, menutup matanya dengan lakban, membawanya ke pinggiran kota dan memaksa menjual seluruh aset spot di bursa untuk dikonversi ke USDT dan mengosongkan akun. Pengetahuan pelaku tentang proses transaksi kripto sangat mengkhawatirkan, mereka tahu cara mengoperasikan bursa, mengonversi spot ke stablecoin, dan melakukan transfer dengan cepat. Pengetahuan profesional ini menunjukkan kemungkinan mereka juga pelaku di dunia kripto, atau setidaknya telah melakukan riset mendalam sebelumnya.
Setelah kejadian, korban dibuang di Bandara Taoyuan. Memilih bandara sebagai lokasi pembuangan kemungkinan untuk mengaburkan pelacakan, karena bandara ramai dan memiliki lebih banyak titik buta CCTV. Korban langsung melaporkan ke polisi melalui pengacara dan meminta bantuan anggota dewan. Media lokal melaporkan, setelah korban dipaksa mentransfer dana tabungan sebesar 90 ribu dan sekitar 170 ribu USDT dalam bentuk aset virtual, dalam waktu kurang dari 24 jam dua pelaku telah ditangkap, satu orang masih buron.
Return Bulanan 90%, Skema Ponzi Lama Terbongkar oleh Netizen
Namun, netizen mengungkap bahwa influencer yang menjadi korban penculikan ini pernah mempromosikan skema ponzi. Awalnya ia adalah streamer game, memainkan Arena of Valor, Slam Dunk Mobile, lalu beralih ke dunia kripto, forex, dan poker Texas Hold’em. Perpindahan dari streamer game ke investasi finansial ini cukup umum di kalangan influencer, namun perbedaannya yang mencolok juga menimbulkan keraguan sebagian penonton.
Saat itu, influencer ini mempromosikan skema ponzi yang mengklaim cukup deposit uang selama 60 hari, maka bisa memperoleh return bulanan 90%. Return sebesar ini dalam dunia keuangan jelas tidak masuk akal. Sebagai perbandingan, return tahunan Warren Buffett sekitar 20% dan sudah dianggap legenda investasi. Return bulanan 90% berarti return tahunan ribuan hingga puluhan ribu persen, angka seperti ini hanya mungkin muncul pada skema ponzi.
Seperti yang sudah bisa diduga, proyek tersebut setelah mengumpulkan dana langsung kabur. Pola skema ponzi khas: awalnya membayar return ke investor lama pakai dana investor baru, menciptakan ilusi bisnis berjalan. Ketika jumlah investor memuncak dan tidak ada dana baru, pemilik proyek menutup platform dan melarikan diri. Skema ponzi seperti ini sangat marak di dunia kripto dan forex.
Lima Ciri Khas Skema Ponzi
Janji Return Tinggi: Return bulanan 90% jelas tidak sesuai hukum ekonomi
Sistem Referral: Mengajak investor mencari downline, membangun struktur piramida
Investasi Tidak Jelas: Tidak bisa menjelaskan dana diinvestasikan ke mana
Pembatasan Penarikan: Aturan penarikan rumit dan biaya tinggi
Tiba-tiba Kabur: Setelah mengumpulkan dana cukup, pemilik proyek hilang, investor merugi total
Streamer lain bernama Hua Zhiyuan bahkan mengungkap, influencer ini memiliki grup besar dan kecil. Ketika menemukan proyek bermasalah, ia hanya mengingatkan anggota grup kecil, seolah-olah sengaja membiarkan grup besar tetap menjadi korban. Pola double standard seperti ini sangat buruk, menunjukkan ia bukan sekadar korban penipuan, tapi tahu proyek bermasalah dan memilih hanya memberitahu sebagian, membiarkan mayoritas penggemarnya tertipu.
Influencer ini juga memilih tidak memberikan penjelasan, hanya berkomentar: “Tidak apa-apa, tidak perlu dijelaskan, yang penting dapat uang. Saya main 4 bulan susah banget nggak dapat untung, saya nggak pernah bilang saya kena tipu, itu terlalu cupu.” Jawaban arogan ini justru memicu kecaman lebih besar. Setelah itu influencer ini membuat video mengakui menerima endorse semacam ini adalah kesalahan, namun juga membantah beberapa tuduhan tidak benar.
Harga Pamer Kekayaan dan Pelajaran Pahit “Jangan Umbar Harta”
Influencer ini pernah membuat video pada bulan Juni yang mengungkapkan bahwa dalam sebulan ia hanya dapat rebate 250 dolar AS di bursa, dan aset di bursa sekitar 250 ribu dolar AS. Mungkin karena persona sebagai influencer kripto dan sering tampil muka, ia menjadi target penjahat. Kasus ini menjadi peringatan bagi pemilik aset kripto: jangan umbar kekayaan, utamakan keselamatan diri.
Membuka kepemilikan aset kripto senilai 250 ribu dolar AS sama saja memberitahu calon pelaku kejahatan “saya target yang layak disasar”. Berbeda dengan aset tradisional, kripto bisa dipindahkan secara paksa dalam hitungan menit dan sulit dilacak. Jika korban sudah terkendali, pelaku bisa menyelesaikan transfer dalam beberapa menit, sedangkan rekening bank konvensional masih ada limit dan sistem pengamanan.
Selain itu, segala tindakan pamer kekayaan di medsos harus disikapi dengan curiga. Seorang influencer keuangan TikTok dengan lebih dari 40 ribu followers, baru-baru ini diculik oleh empat orang, namun saat pelaku membuka akun bursa justru mendapati korban lebih miskin dari penculik, akhirnya korban selamat. Kasus ini memang lucu, tapi juga mengungkap fakta pahit: pamer kekayaan di media sosial sering kali palsu, dan mereka yang percaya bisa membayar dengan nyawa.
Kasus ini juga menyoroti ekosistem influencer kripto yang kompleks. Banyak influencer mendapat untung dari promosi proyek, endorse, atau rebate bursa, namun kualitas proyek yang mereka promosikan sangat bervariasi. Ketika influencer demi fee endorse mempromosikan proyek return tinggi yang tidak masuk akal, mereka memanfaatkan kepercayaan penggemar untuk meraup keuntungan. Tindakan ini secara moral dan hukum sangat problematik.
Lima Prinsip Keamanan Pemilik Aset Kripto
Jangan Umbar Kekayaan: Jangan pernah mengumumkan total aset dan saldo bursa
Waspada Orang Asing: Selalu curiga terhadap “fans” yang tiba-tiba mendekat, hindari bertemu sendiri
Diversifikasi Penyimpanan: Jangan simpan seluruh aset di satu bursa, gunakan cold wallet untuk diversifikasi risiko
Aktifkan Multi-Factor Authentication: Akun bursa wajib 2FA dan whitelist penarikan
Rendah Hati: Di media sosial hindari pamer harta dan terlalu mengekspos data pribadi
Secara lebih luas, kasus ini mengungkap banyak masalah di ekosistem kripto: skema ponzi merajalela, promosi influencer tanpa pengawasan, kesadaran risiko investor kurang, dan risiko keamanan fisik pemilik aset kripto. Semua ini butuh kerja sama regulator, platform, dan investor untuk diatasi.
Bagi investor, pelajaran dari kasus ini ada dua. Pertama, jangan mudah percaya pada rekomendasi influencer tentang proyek return tinggi, return bulanan 90% itu sendiri sudah sinyal penipuan. Kedua, meskipun benar-benar untung dari investasi kripto, tetaplah rendah hati, jangan sampai jadi target kejahatan. Kebebasan finansial penting, tapi keselamatan diri adalah yang utama.